Tanah Pahrayangan memang jauh berbeda dari kota ku di besarkan. Walau jarak yang memisahkan hanya 125km dari Ibu Kota dan hanya ditempuh dengan 2jam berkendara di tol cipularang, namun sepertinya kota ini memiliki efek yang besar buat saya selama, beberap tahun ini atau tepatnya 2.5 tahun lagi.
Tiba di Bandung perubahan atmosfer langsung terjadi, ya udara yang agak menusuk tubuh karena dinginnya suhu ataupun dialek-dialek masyarakat disini yang sangat menjunjung tinggi bahasa daerahnya. Ya, bahasa sunda, yang sebenarnya sudah saya pelajari selama 9tahun dari SD sampe SMP namun sepertinya sekarang saya sedang mengalami Praktikum dari 9tahun saya belajar teori yang sangant membosankan. Beberapa contoh saya praktikan misalnya "Punten teh, Mangga kang, Nuhun neng" itu kata sapaan yang lazim disana. Pertamanya aneh untuk berbicara seperti itu namun sekarang sudah lumayan terlatihlah mulut saya dibanding 1 tahun yang lalu. Belum lagi kalau diangkutan umum ya penuh dengan kata-kata asing, misalnya "ka lebet", "ka harep", "payeun" dsb. Satu kata yang paling unik menurut saya adalah, "SETOPAN" agak lama otak saya menafsirkan kata ini dan ternyata kata setopan itu berarti perempatan lampu merah di jalan raya. Oh My GOD knapa gitu ya... mereka milih kata itu kaya gx ada kata yang lain yang lebih bagus. "Ke air" apakah maksud dari kata itu? yang orang Bandung pasti udah tau ya..benar ke air itu ucapan yang disebut masyarakat disini kalau mau ke toilet ke kamar mandi dsb. Aneh kan!@#& Kalau menurut saya aneh gilaa, pokonya masih banyaklah kosakata unik disini. Ohiya orang2 Bandung emang gx perlu diragukan lagi deh soal kreativitas mereka, gak cuman untuk membuat kosakata aneh tapi juga produk2 mulai dari kuliner, fashion, penak-pernik ya ketimbang Jabodetabek, Bandung mah udah rajanya-lah. Klo di jalan raya juga masyarakat disini lumayan tertib berlalu-lintasn ya gak seperti Jakarta,Bekasi yang Huuft udah gak karuanlah macetnya di jam-jam sibuk, slip kanan salip kiri, ngetem seenaknya, tingkat kriminalitas disini masih cenderung rendah jadi gx perlu kuatir bangetlah soal keamanan dan kenyamanan di kota ini. Mau jalan-jaln di Bandung ongkosnya ga terlau mahal pula dan sekalipun bayar gak sesuai tarif supir angkotnya pasrah banget. Kalo d Jakarta ato Bekasi lo berani kayak gitu beuh harus berani juga di caci maki dengan semprotan sumpah serapah yang menyebutkan mulai dari hewan, kotoran dll.
Banyak deh hal-hal unik yang saya temui selam disini pokonya kalo di ceritaiin panjang lah. Walau ketemu hal-hal unik itu seru tapi saya juga kangen sama hal-hal lain misalnya, kadang ya gw yang udah terbiasa dengan kota yang panas suka bete kalo ujan terus, belon lagi kalo di angkot abangnya perasaan gw lemot gitu kurang memacu adrenailn jadi pas dulu w k kmpus naik angkot suka Geregetan jadinya Geregetan. Maslah teman ya itulah yang sebenaranya paling saya rindu dengan Bekasi, Saya kehilangan anak-anak yang suka menabung, yang suka membolang, yang suka baca buku2 unik, yang punya ide gila dalam menyelesaikan soal, dan saya kehilangan para pemimpi tangguh disini.
Entah belum ketemu atau bagaimana yang jelas tak saya jumpai disini..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar